Kaca kapal pesiar (juga dikenal sebagai "kaca pengaman laut") perlu beradaptasi dengan lingkungan ekstrem seperti semprotan garam yang tinggi, sinar ultraviolet yang kuat, dampak angin dan gelombang, serta perubahan suhu laut yang tiba-tiba. Proses manufakturnya dirancang berdasarkan tiga tuntutan inti yaitu "kekuatan tinggi, keamanan tinggi, dan ketahanan cuaca tinggi", dengan proses yang ketat dan ambang batas teknis yang lebih tinggi daripada arsitektur biasa./kaca otomotif. Berikut ini adalah pembongkaran lengkap proses pembuatannya, termasuk langkah-langkah inti, poin-poin penting teknis, dan tautan perlakuan khusus:

I. Premis Inti: Tentukan dengan jelas standar kinerja kaca kapal pesiar

Sebelum diproduksi, harus memenuhi standar Organisasi Maritim Internasional terlebih dahulu (menurutku) atau standar maritim regional (seperti ABYC AS, CE Eropa). Indikator utamanya meliputi:

Resistensi dampak: Dapat menahan benturan gelombang dan benda keras (seperti es terapung, alat tangkap) tanpa retak atau hanya rusak sebagian.

Ketahanan korosi: Tidak ada delaminasi, pertumbuhan jamur atau penurunan transmisi cahaya dalam waktu lama-kontak jangka dengan air laut/semprotan garam.

Keamanan: Setelah dihancurkan, pecahannya tidak beterbangan (menghindari goresan pada personel), dan masih dapat mempertahankan kekuatan struktural tertentu setelah dihancurkan.

Transmisi cahaya: ≥85% (Kaca kokpit harus lebih tinggi untuk memastikan pandangannavigasi yang jelas);

Resistensi UV: Memblokir lebih dari 90% sinar UV (mencegah penuaan interior dan melindungi kulit kru).

II. Alur Proses Utama ‌

Kaca kapal pesiar bukanlah kaca biasa melainkan "Kaca pengaman laut" yang tahan terhadap semprotan garam tinggi, benturan kuat, dan sinar ultraviolet yang kuat. Pabrikannya berpusat pada tiga elemen inti: daya tahan, keamanan, dan kompatibilitas

1. Pemilihan dan pencocokan material: Letakkan dasar yang kokoh untuk ketahanan terhadap cuaca

Rendah-besi ultra-kaca bening dipilih sebagai bahan dasar (dengan transmisi cahaya lebih dari 90%), dikombinasikan dengan bahan baku seperti soda ash dan batu kapur. Selain itu, peredam ultraviolet (memblokir lebih dari 90% sinar UV) dan agen klarifikasi (menghilangkan gelembung) ditambahkan dan dicampur dalam proporsi yang tepat untuk meningkatkan ketahanan dan anti semprotan garam-kemampuan penuaan dari sumbernya.

2. Pembentukan fusi: Membuat adaptasi permukaan melengkung

Bahan bakunya dicairkan menjadi cairan kaca dalam suhu tinggi-suhu kiln pada 1550-1650℃ dan kemudian dibuat menjadi kaca lembaran seragam melalui proses float. Kemudian, berdasarkan desain kapal pesiar yang ramping, kaca lembaran dipanaskan hingga titik lunaknya (620-650℃) menggunakan cetakan khusus dan ditekan ke permukaan melengkung seperti busur dan bentuk tidak beraturan untuk memenuhi persyaratan ketahanan angin pada lambung kapal.

3. Laminasi yang diperkuat: Membangun garis pertahanan keselamatan yang kokoh

Kaca lengkung meningkatkan ketahanan benturannya melalui "temper fisik" (tinggi-suhu diikuti oleh tinggi-pendinginan udara bertekanan, meningkatkan kekuatannya 3 hingga 5 kali lipat) atau "temper kimia" (pertukaran ion, cocok untuk kaca tipis). Kemudian diperparah dengan air laut-EVA tahan/Film TPU, dan setelah dipanaskan dan diberi tekanan dalam autoklaf, dibuatlah kaca laminasi - meskipun pecah, pecahannya akan tersangkut di film dan tidak akan terbang serta melukai orang. ‌

4. Inspeksi penyelesaian akhir yang halus: Pastikan kepatuhan terhadap standar sebelum meninggalkan pabrik

Pemotongan laser dan penggilingan tepi berlian digunakan agar sesuai dengan dimensi pemasangan lambung kapal. Akhirnya setelah melewati tes seperti transmisi cahaya (kokpit harus demikian ≥88%), korosi semprotan garam (tidak ada kerusakan setelah 1000 jam), dan ketahanan benturan (tidak ada kerusakan saat bola baja jatuh), dan memperoleh sertifikasi maritim IMO, dapat mulai digunakan.

Dari bahan mentah hingga produk jadi, setiap langkah dirancang untuk lingkungan Laut, menjadikan kaca kapal pesiar sebagai "penghalang visual" yang andal selamanavigasi.